Senin, 30 September 2013

Kontradiksi Perjanjian Lama Terhadap Sains 3

Bagian Penciptaan Alam (2/3)

Timbulnya binatang-binatang, menurut Kitab Kejadian,

bermula dengan binatang-binatang laut dan

burung-burung. Menurut Bibel, adalah pada hari

keesokannya bahwa bumi dihuni oleh binatang-binatang

(kita akan melihatnya dalam ayat-ayat selanjutnya);



Sudah terang bahwa asal kehidupan itu dari laut; kita

akan membicarakan hal tersebut pada bagian ketiga

daripada buku ini. Setelah adanya kehidupan di laut,

daratan dihuni oleh binatang-binatang. Di antara

binatang-binatang yang hidup diatas bumi, ada suatu

jenis reptil (binatang melata) yang dinamakan pseudo

suchiens yang hidup pada periode kedua dan yang

dikirakan menjadi asal burung-burung. Beberapa

sifat-sifat biologis yang bersamaan menguatkan sangkaan

ini. Tetapi binatang-binatang darat tidak disebutkan

oleh Kitab Kejadian, kecuali pada hari ke enam, setelah

munculnya burung-burung, oleh karena itu maka urutan

munculnya binatang darat dan burung-burung tak dapat

diterima.



Ayat 24 sampai 31



24. "Maka firman Allah: hendaklah bumi itu mengeluarkan

kejadian yang hidup dengan tabiatnya yaitu daripada

yang jinak dan yang menjalar dan yang liar, tiap-tiap

dengan tabiatnya, maka jadilah demikian.



25. Maka dijadikan Allah akan segala binatang yang liar

di atas bumi itu dengan tabiatnya, dan segala binatang

yang jinak pun dengan tabiatnya dan segala binatang

yang menjalar di atas bumipun dengan tabiatnya, maka

dilihat Allah itu baiklah adanya.



26. Maka firman Allah: Baiklah kita menjadikan manusia

atas peta dan atas teladan kita supaya diperintahkannya

segala ikan yang di dalam laut dan segala unggas yang

di udara dan segala binatang yang jinak dan seisi bumi

dan segala binatang melata yang menjalar di tanah.



27. Maka dijadikan Allah akan manusia itu atas petanya

yaitu atas peta Allah dijadikannya ia, maka

dijadikannya mereka itu laki-laki dan perempuan.



28. Maka diberkati Allah akan keduanya serta firmannya

kepadanya: berbiaklah dan bertambah-tambahlah kamu dan

penuhilah olehmu akan bumi itu dan taklukkanlah dia,

dan perintahkanlah segala ikan yang di dalam laut dan

segala unggas yang di udara dan segala binatang yang

menjalar di atas bumi.



29. Lagi firman Allah: bahwa sesungguhnya Aku telah

memberikan kamu segala tumbuh-tumbuhan yang

berbiji-biji di atas seluruh muka bumi dan segala pohon

yang berbuah dengan berbiji itu akan makananmu.



30. Tetapi akan segala binatang liar yang di bumi dan

segala binatang yang menjalar di atas bumi, yang ada

nyawa hidup dalamnya, maka Aku mengaruniakan segala

tumbuh-tumbuhan yang hijau akan makanannya maka jadilah

demikian.



31. Maka dilihat Allah akan tiap-tiap sesuatu yang

dijadikannya itu, sesungguhnya amat baiklah adanya.

Setelah petang dan pagi, maka itulah hari yang ke

enam."



Ini adalah gambaran selesainya penciptaan alam. Dalam

gambaran itu pengarang menyebutkan segala makhluk yang

hidup yang tidak disebutkan sebelumnya, dan

mengingatkan kepada bahan makanan yang bermacam-macam

yang diperuntukkan bagi manusia dan binatang.



Kesalahannya, sebagai yang telah kita lihat, adalah

dalam menempatkan munculnya binatang-binatang darat

sesudah burung-burung. Tetapi munculnya manusia di atas

bumi di tempatkan secara benar sesudah munculnya

makhluk-makhluk hidup yang lain.



Riwayat penciptaan alam selesai dengan tiga ayat

pertama dari fasal II.



1. "Demikianlah sudah dijadikan langit dan bumi serta

dengan segala isinya.



2. Maka pada hari yang ke tujuh setelah sudah

disampaikan Allah pekerjaannya yang telah diperbuatnya

itu, maka berhentilah ia pada hari yang ke tujuh itu

dari pekerjaannya, yang telah diperbuatnya.



3. Maka diberkati Allah akan hari yang ke tujuh itu

serta disucikannya karena dalamnya ia berhenti dari

pekerjaannya, yang telah diperbuatnya, akan

menyempurnakan dia.



4. Maka demikianlah asalnya langit dan bumi pada masa

itu dijadikan, tatkala diperbuat Tuhan Allah akan

langit dan bumi. "



Ayat mengenai hari ketujuh ini memerlukan komentar:



Pertama mengenai arti kata-kata. Teks tersebut adalah

terjemahan dari Lembaga Bibel Yerusalem. Ayat pertama

berbunyi: "Demikianlah sudah dijadikan langit dan bumi

serta dengan segala isinya." Perkataan terakhir dalam

bahasa Perancis terjemahan Lembaga Al Kitab Yerusalem

berbunyi "avec toute leur armee,' yang artinya, dengan

segala bala tentaranya.



Ayat kedua mengandung kata, berhentilah ia daripada

pekerjaannya. Yang dimaksudkan adalah beristirahatlah,

sebagai terjemahan Ibrani "chabbat." Dan sampai hari

ini, hari Sabtu merupakan hari istirahat bagi orang

Yahudi.



Sudah terang bahwa "istirahat" yang dilakukan Tuhan

setelah bekerja keras selama enam hari adalah suatu

legenda, akan tetapi legenda itu ada tafsirannya. Kita

harus ingat bahwa riwayat penciptaan Tuhan yang kita

bicarakan di sini berasal dari tradisi sakderdotal atau

tradisi pendeta-pendeta, yakni tradisi yang ditulis

oleh para pendeta atau juru tulis yang merupakan

pewaris spiritual dari Yehezkiel, nabi Bani Israil pada

waktu pengasingan di Babylon, pada abad VI SM. Kita

mengetahui bahwa para pendeta mengolah versi Yahwist

dan Elohist daripada Kitab Kejadian, menyusunnya

menurut selera mereka, dan menurut adat kebiasaan

mereka yang mementingkan segi hukum sebagai diterangkan

oleh R.P. de Vaux. Kita telah membicarakan segi ini

pada lain tempat.



Teks Yahwist tentang penciptaan alam adalah lebih tua

beberapa abad daripada teks Sakerdotal, dan tidak

menyebutkan bahwa Tuhan beristirahat setelah bekerja

keras enam hari seperti yang disebut oleh penulis teks

Sakerdotal. Penulis teks Sakerdotal membagi waktu

penciptaan alam dalam hari-hari yang disamakan dengan

hari-hari seminggu yang biasa serta menekankan

istirahat hari Sabtu yang mereka rasa harus

dipertahankan kepada pengikut-pengikut mereka dengan

mengatakan bahwa Tuhanlah yang pertama menghormati hari

Sabtu itu. Dengan bertitik tolak dari segi praktis ini,

maka riwayat penciptaan alam disajikan dengan logika

keagamaan yang semu, yang hasil-hasil penyelidikan

ilmiah membuktikannya sebagai khayalan belaka.



Menyelipkan hari ke tujuh (daripada hari-hari satu

minggu) dalam tahap-tahap penciptaan alam dengan maksud

agar para pengikut agama menghormati hari Sabtu seperti

yang dilakukan oleh pengarang sumber Sakerdotal, tak

dapat dipertahankan secara ilmiah. Pada waktu sekarang,

semua orang tahu bahwa terciptanya alam, termasuk di

dalamnya bumi tempat hidup kita telah terjadi dalam

tahap waktu yang sangat panjang, yang penyelidikan

ilmiah belum dapat memastikan walaupun secara "kurang

lebih." Hal ini akan kita bicarakan dalam bagian ketiga

daripada buku ini, yakni pada waktu kita membicarakan

tentang penciptaan alam menurut Al Qur-an.



Seandainya riwayat penciptaan alam selesai pada malam

hari yang ke 6, dan tidak menyebutkan hari ke tujuh

atau Sabat waktu Tuhan beristirahat, atau seandainya

kita tafsirkan enam hari di Perjanjian Lama itu sebagai

enam periode seperti yang tersebut dalam Al Qur-an,

riwayat Sakerdotal tetap tak dapat diterima karena

urutan periode-periode tersebut sangat kontradiksi

dengan dasar-dasar ilmiah yang elementer.



Dengan begitu maka riwayat Sakerdotal merupakan

konstruksi imaginatif yang lihay yang mempunyai suatu

tujuan, dan tujuan itu bukan untuk memberitahukan suatu

kebenaran.








--------------------------------------------------------------------------------

BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern

Dr. Maurice Bucaille



Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science

Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi

Penerbit Bulan Bintang, 1979

Kramat Kwitang I/8 Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar