Jumat, 27 September 2013

Fungsi Pengorganisasian

PNDAHULUAN

Fungsi pengorgnisasian sangat diperlukan dalam manajemen. Sebab, pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bemacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada aktivitas ini, menyediakan alat0alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menetapkan wewenang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan.

Dengan adanya fungsi pengorganisasian, maka sebuah organisasi akan terbentuk secara terstruktur dan rapi. Dalam pembentukan organisasi butuh tahap-tahap yang akan melancarkan pembentukan organisasi. Pembentukan organisasi pun mempunyai tujuan yang harus dicapai.

Dalam pengorganisasian tidak akan lepas dari struktur organisasi. Yang akan terbagi pada aktivitas-aktivitas peorangan.

PEMBAHASAN

FUNGSI PENGORGANISASIAN

A. Pengertian Organisasi

Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk meakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam islam organisasi merupakan suatu kebutuhan. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat, dan kedua, pengertian organisasi sebagai proses yang dilkukan besama-sama, dan juga dngan cara-cara yang sama.[1]

B. Pengertian Fungsi Organisasi

Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena pengorganisasian pun harus direncanakan. Pengertian pengorganisasian dan organisasi berbeda. Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan pengorganisasian merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap anggota, penetapan departemen-departemen serta penentuan hubugan-hubungan.

Organisasi berasal dari organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, ehingga hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola skem bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan, hubungan-hubungan yang ada, dan lain sebagainya.

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan.


Drs. M. Manullang, Organisasi dalam arti aktivitas-aktivitas tersebut. Dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja sama-sama secara efektif mungkin untuk pencapaian tujuan secara singkat organisasi adalah suatu perbuatan diferensiasi tugas-tugas.

Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada 4 fungsi organisasi yang sangat pelu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:

1. Planning (perencanaan)

Disusun oleh organisasi, seperti encan kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaanya bisa melalui rapat-rapat.
2. Organizing (pengaturan)


Dalam hal pengaturan, unsure yang perlu diperhatikan dan struktur organisasi yang diwujudkan adalah mampu menunjukkan bagaimana hubungan (relationship) antara Job Descripion yang organisasi/bagian/ seksi yang satu dengan yang lain.

3. Accounting (pelaporan)

Pelaporan merupakan unsure wajib yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap dan rasa tanggung jawab dari pengurus kepada anggotanya ataupun kepada struktur yang berbeda.

4. Controlling (pengembangan kegitan)

Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktifitas organisasi ataupun realisasi kegiatan dan penggunaan anggaran.

C. Pengertian Organisasi dan Pengorganisasian

Untuk memahami bagaiman cara melakukan pengorganisasian dalam upaya Manajemen Pers Dakwah, ada baiknya kita pahami dulu pengertian organisasi secara umum. Secara definitive Gibson member batasan organisasi sebagai suatu unit kerja yang terkoordinasi terdii setidaknya dua orang yang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.[2]

Menurut James D. mooney, asas-asas organisasi lbih banyak bersumber pada ketataniagaan (business administration) ketimbang ketataprajaan (public administration). Dalam hal ini Mooney menyatakan bahwa bila satu golongan bergabung untuk tujuan yang sama, sekalipun mereka itu terdiri atas dua orang saja, maka disitu telah tampak adanya adanya dasar-dasar psikisdari satu organisasi. Adapun asasnya sendiri jelas berupa penggabungan daridari semua usaha yang ada pada mereka itu. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan pula contoh sederhana dari sebuah organisasi dimaksud, yaitu apabila dua orang menyatukan tenaga untuk mendorong suatu obyek yang terlalu berat kalau dikerjakan oleh seorang saja.[3] Dalam contoh sederhana itu tampak adanya penggbungan usaha yang menurut Mooney merupakan dasar utama dari suatu organisasi, dan disitu terdapat koordinasi dari upaya tersebut.[4]

D. Fungsi Pengorganisasian

Dengan memanfaatkan pengorgnisasian, seorang manajer dapat mengetahui :

§ Pembagian tugas-tugas perorang dan kelompok

§ Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota dan staff dalam sebuah organisasi

§ Pendelegasian wewenang

§ Pemanfaatan dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.[5]

E. Pengorganisasian Dakwah

Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tuga, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu ksatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Definisi tersebut menunjukkan, bahwa pengorganisasian meupakan langkah pertama kearah pelaksanaan rencana yang telahtesusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan sebuah organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang kuat.[6]

Pengorganisasian atau al-thanzhim dalam pandangan Islam bukan semata-mata merupakan wadah , akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis.hal ini sebagaimana diilustrasikan dalam surat ash-Shaff: 4

Sedangkan hadits Nabi Muhammad saw.: “Allah sangat menyukai jika seseorang melakukan perbuatan terutama dilakukan dengan itqam (kesungguhan dan keseriusan)”[HR. Thabrani].

1. Bentuk-bentuk Organisasi Dakwah

a. Spesialisasi Kerja

Manajemen spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang ditekuninya, dan tugas-tugas organisasi dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah “pembagian kerja”.[7]

b. Departementalisasi Dakwah

Setelah unit kerja dakwah dibagi-bagi melalui spesialisasi kerja, maka selanjutnya diperlukan pengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan melalui spesialisasi kerja, sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan secara bersama-sama, sehingga dapat dikoordinasikan.

c. Rantai Komando

Rantai Komando adalah sebuah garis wewenang yang tidak terputus yang tidak terputus yang membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan hasil kerja dakwah ke departemen masing-masing.

d. Rantai Kendali

Rantai kendali merupakan konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang dapat disupervisi oleh seorang manajer secara efisiemdan efektif.

e. Formalisasi Dakwah

Formalisai dakwah adalah sejauh mana pekerjaan atau tugas-tugas dakwah dalam sebuah organisasi dakwah dibakukan dan sejauh mana tingkah laku, skill, dan keterampilan para da’i dibimbing dan diarahkan diformalkan, mak pelaksanakan pekerjaan tersebut memilik kualitas keluasan yang minim mngenai apa yang harus dikerjakan. Hal ini dimaksudkan agar para da’i diharapkan senantiasa melakukan aktivitas dakwah secara aktif dan konsisten sesuai procedural.

2. Desain Pengorganisasian

Desain pengorganisasian tergantung atas tiga komponen, yaitu strategi, teknologi, dan derajat ketidakpastian lingkungan organisasi tersebut. Desain sebuah pengorganisasian dakwah itu terdiri dari:

a. Organisai yang Mekanistik

b. Organisasi Organik

3. Strategi dan Struktur Dakwah

Strategi dan struktur dalam organisasi dakwah difokuskan pada unsure-unsur sebagai berikut:

· Inovasi para pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar inovasi menghadapi mad’u.

· Minimalisasi biaya yang mencerminkan usaha organisasi untuk melakukan pengendalian biaya secara ketat dalam aktivitas dakwah.

4. Komunikasi dan Desain Organisasi Dakwah

Komunikasi dan pertukaran informasi diantara para anggota organisasi tidak lagi dibatasi oleh ruangan dan waktu kondisi ini berarti organisasi-organisasi dakwah tidak lagi harus dalam struktur hanya untuk menompang dan mempermudah arus informasi dan kegiatan-kegiatan kerja dakwah secara horizontal dan vertical. Dengan kata lain, para da’i dapat mengakses informasi kapan dan dimana pun

5. Tujuan Pengorganisasian

Pada bagian di atas telah disinggung, bahwa pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah, dan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah di aplikasinya. Untuk itu pada dasarnya tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah :

ü Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi department-departmen atau divisi-divisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.


ü Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah.

ü Mengorganisasikan berbagai tugas organisasi dakwah.

ü Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah ke dalam unit-unit

ü Membangun hubungan di kalangan da’I, baik secara individual, kelompok, dan department.

ü Menetapkan garis-garis wewenag formal.

ü Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.

ü Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sisitematis.


DAFTAR PUSTAKA

Hafinuddin, Didin. Hendry Tanjung, Manajemen syariah dalam praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2003

Munir, Muhammad. Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah, Jakarta: Pernada Media, 2006

Afzalurrahman. 1997. Muhammad sebagai seorag pedagang. Cetakan ketiga. Jakarta: Yayasan Swarma Bhumy.

Panglaykim dan Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Djakarta: PT Pembangunan,1965

Kustadi suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Marja, 2007

James L. Gibson, dkk, Organisasi :Perilaku, struktur, proses, Jakarta:Binarupa Aksara, 1996

Ocw USU

Ahmad Fadli, Organisasidan Administrasi, [Kediri; Manhaluan Nasyiin Press,2002



[1] Hafinuddin, Didin. Hendri Tanjung Manajemen syariah dalam praktik, hal. 27

[2] James L. Gibson, dkk, Organisasi :Perilaku, struktur, proses, Jakarta:Binarupa Aksara, 1996,hlm. 6

[3] Panglaykim dan Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Djakarta: PT Pembangunan,1965, hlm. 110

[4] Kustadi suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Marja, 2007, hlm. 59

[5] Ocw USU

[6] Ahmad Fadli, Organisasidan Administrasi, [Kediri; Manhaluan Nasyiin Press,2002], hlm. 30

[7] Stephen P. Robins, The Nature of Manageria, [Mintzberg: tp. ], hlm. 167]

1 komentar: