Kebanyakan umat Kristen mengira bahwa Injil-Injil itu
ditulis oleh saksi-saksi mata yang menyaksikan
kehidupan Yesus secara langsung, dan dengan begitu
mereka itu merupakan saksi-saksi yang tak dapat
disangsikan lagi mengenai kejadian-kejadian yang
memenuhi kehidupannya dan dakwahnya. Dengan menghadapi
jaminan-jaminan tentang kebenaran Injil, dapatkah orang
mempersoalkan ajaran-ajaran yang dapat diambil dari
Injil tersebut? Dapatkah orang ragu-ragu tentang
kebenaran kelembagaan Gereja yang didirikan menurut
petunjuk-petunjuk umum yang diberikan oleh Yesus
sendiri? Cetakan-cetakan Injil sekarang yang
diperuntukkan bagi orang awam memuat komentar-komentar
yang dimaksudkan untuk menyebarluaskan idea-idea
tersebut diantara mereka.
Kepada pengikut-pengikut agama yang setia, ditonjolkan
aksioma bahwa para pengarang Injil adalah saksi-saksi
mata. Bukankah Yustin pada abad II mengatakan bahwa
Injil-Injil itu adalah memoir (catatan-catatan) para
Rasul (sahabat-sahabat Nabi Isa). Kemudian diberikan
pula keterangan yang terperinci mengenai para pengarang
Injil sehingga orang tidak ragu-ragu lagi akan
kebenarannya. Umpamanya: Matius adalah seorang yang
sangat terkenal "pegawai bea Cukai di Kafrna'um, "Ia
faham bahasa Aramaik dan bahasa Yunani. Markus
disebutkan sebagai teman Petrus; sudah terang bahwa
Markus bukan saksi mata yang melihat Yesus sendiri.
Lukas adalah seorang tabib, sehingga Paulus mengatakan
bahwa keterangan-keterangan tentang Lukas tersebut
sangat tepat. Yahya adalah rasul (sahabat) yang selalu
dekat dengan Yesus, anak dari Zebede, seorang nelayan
di danau Genesareth.
Penyelidikan-penyelidikan modern tentang permulaan
agama Kristen menunjukkan bahwa penyajian seperti
tersebut di atas tidak sesuai dengan kenyataan. Kita
nanti akan mengetahui siapa pengarang-pengarang Injil
itu. Mengenai periode beberapa puluh tahun setelah
Yesus tak ada lagi, kita harus tahu bahwa yang terjadi
tidak seperti apa yang dikatakan, dan bahwa kunjungan
Petrus ke Roma tidak mendirikan Gereja Katolik.
Sebaliknya antara waktu Yesus meninggalkan bumi ini
sampai pertengahan abad II, yakni selama lebih dari
satu abad telah terjadi perjuangan antara dua aliran
yakni agama Kristen menurut Paulus dan agama
Yahudi-Kristen; dengan pelan-pelan aliran Paulus
mendesak aliran asli yakni agama Yahudi-Kristen.
Banyak karangan-karangan yang muncul pada beberapa
dasawarsa yang akhir ini dan yang berdasarkan
penemuan-penemuan yang terungkap di zaman kita, telah
memungkinkan kita memahami pikiran-pikiran modern yang
disajikan oleh Kardinal Danielou. Artikel yang
diterbitkan pada bulan- Desember 1967 dalam majalah
Etude (penyelidikan) berjudul: Suatu pandangan baru
tentang asal agama Kristen atau Yudeo-Christianisme.
Dengan mengutip karangan-karangan yang terdahulu, ia
menjelajahi sejarah dan memungkinkan kita untuk
menempatkan Injil dalam konteks yang sangat berbeda
dengan apa yang dapat kita baca dalam uraian-uraian
yang ditulis untuk kaum awam. Di bawah ini kita
cantumkan ringkasan pikiran-pikiran pokok dalam artikel
tersebut, dengan kutipan-kutipan:
Sesudah Yesus, tidak ada lagi kelompok kecil para rasul
(sahabat) yang merupakan suatu "sekte Yahudi yang setia
kepada ibadat dan upacara temple." Tetapi ketika banyak
orang-orang baru yang masuk agama Kristen dari agama
Kafir (Pagan), mereka mengusulkan suatu aturan Khusus;
konsili Yerusalem tahun 49 M membebaskan mereka dari
khitan dan upacara-upacara Yahudi. Banyak orang-orang,
Yahudi-Kristen yang tidak setuju dengan perlakuan
khusus ini. Kelompok ini memisahkan diri dan Paulus.
Malahan telah terjadi bentrokan antara Paulus dan
kelompok Yahudi Kristen pada tahun 49 M itu juga di
Antioch. Bagi Paulus, khitan, liburan hari Sabtu dan
upacara di temple tidak perlu lagi, baik untuk pengikut
Yesus atau untuk orang Yahudi sendiri. Agama Kristen
harus membebaskan diri dari hubungan politico religius
dengan agama Yahudi, dan membuka diri bagi orang gentil
(yang bukan Yahudi).
Dalam pandangan orang Yahudi Kristen yang tetap setia,
kepada ajaran Yahudi, Paulus adalah orang yang
berkhianat. Dokumen-dokumen mereka mengatakan bahwa
Paulus adalah musuh dan mendakwanya dengan taktik dua
muka; tetapi sampai tahun 70 M Yudeo--Christianisme
merupakan "mayoritas dalam gereja" dan "Paulus
merupakan orang yang terasing." Ketua daripada
masyarakat Yudeo-Christian adalah Jack, seorang kerabat
Yesus. Jack didampingi Petrus dan Yahya. Jack dapat
dianggap sebagai tiangnya Yudeo-Christianisme, yang
sengaja setia kepada agama Yahudi menentang agama
Kristen yang dipimpin Paulus. Keluarga Yesus memegang
peranan dalam gereja Yudeo-Christian di Yerusalem.
Pengganti Jack adalah Simon, anak Cleopas, saudara
sepupu Yesus.
Kardinal Danielou mengutip tulisan-tulisan Yudeo
Christian yang mengungkapkan pandangan kelompok Yudeo
Christian yang terbentuk sekitar para rasul (sahabat)
terhadap Yesus: Injil orang-orang Ibrani (mengenai
masyarakat Yahudi Kristen di Mesir), Hypotesa karangan
Clement, rasa syukur Clement (Reconnaissance de
Clement), Apocalypse Jack dan Injil Thomas.8
Orang-orang Yahudi Kristen itulah yang menulis
dokumen-dokumen Kristen kuno yang disebutkan secara
terperinci olel Kardinal Danielou.
"Pada abad I M, agama Yahudi Kristen tidak hanya di
Yerusalem dan Palestina, akan tetapi di tempat-tempat
lain juga, yakni sebelum aliran Paulus tersiar. Hal ini
memberi penerangan mengapa surat-surat Paulus selalu
menyebutkan adanya konflik," memang di mana-mana Paulus
mendapat rintangan yang sama, di Galitea, Korintus,
Kolose, Roma dan Antioch.
Di tanah pesisir Siria Palestina, dari Gaza sampai
Antioch, orang-orang menganut agama Yahudi Kristen,
seperti yang diterangkan oleh surat-surat para rasul
dan tulisan-tulisan Clement."
Di Asia kecil adanya pengikut-pengikut agama Yahudi
Kristen telah dibuktikan oleh surat untuk orang Galitia
dan surat untuk orang Kolose, keduanya dikirim oleh
Paulus. Tulisan-tulisan Papias memberi gambaran tentang
agama Yahudi Kristen di Phrygie. Di negeri Yunani,
khususnya di Apollos, surat Paulus kepada orang
Korintus menunjukkan tersiarnya agama Yahudi Kristen.
Roma merupakan suatu pusat penting, menurut surat
Clement dan Pendeta dari Hernias. Di Suetone dan
Tacite, orang-orang Kristen merupakan sekte Yahudi.
Kardinal Danielou berpendapat bahwa agama Kristen yang
masuk Afrika, mula-mula adalah agama Yahudi Kristen.
Ini dikuatkan oleh Injil orang Ibrani dan
tulisan-tulisan Clement dari Alexandria.
Adalah sangat penting untuk mengetahui fakta-fakta
tersebut agar kita dapat memahami bahwa Injil-lnjil itu
ditulis pada suasana perjuangan antara dua kelompok.
Penyebaran teks yang kita punyai sekarang, setelah
diadakannya perubahan-perubahan dalam teks sumbernya,
dimulai sekitar tahun 70 M, yaitu waktu bentrokan
antara kedua kelompok yang bersaingan. Pada waktu itu
kelompok Yahudi Kristen lebih banyak. Tetapi dengan
terjadinya Perang Yahudi (melawan Kerajaan Romawi) dan
jatuhnya Yerusalem pada tahun 70, keadaan menjadi
terbalik.
Kardinal Danielou menerangkan kemunduran ini sebagai
berikut:
"Karena orang-orang Yahudi tidak dipercaya lagi di
dalam Kerajaan Romawi, maka orang-orang Kristen
menjauhkan diri dari mereka. Agama Kristen seperti yang
tersiar di negeri Yunani mendapat kemajuan. Paulus
mendapat kemenangan sesudah ia sendiri mati. Agama
Kristen memisahkan diri dari agama Yahudi baik secara
sosiologik maupun secara politik, dan menjadi kelompok
ketiga, yakni di samping Yahudi dan Kafir. Tetapi
meskipun begitu sampai pemberontakan Yahudi yang
terjadi pada tahun 140, agamaYahudi Kristen masih
dominan secara kebudayaan."
Dari tahun 70 sampai kira-kira tahun 110, timbullah
empat Injil, yakni yang ditulis oleh Markus, Matius,
Lukas dan Yahya. Injil itu tidak merupakan dokumen
Kristen yang pertama; sebelumnya telah ada surat-surat
Paulus. Menurut O. Culmann, Paulus menulis surat kepada
orang Tesalonika pada tahun 50. Tetapi sudah terang,
Paulus meninggal beberapa tahun sebelum Injil Markus
selesai ditulis.
Paulus adalah seorang yang banyak dipersoalkan dan
dianggap pengkhianat kepada ajaran Yesus oleh keluarga
Yesus sendiri, dan oleh rasul-rasul (sahabat-sahabat
Nabi Isa) yang tinggal di Yerusalem dengan Jack. Paulus
dianggap telah menyiarkan ajaran-ajarannya sendiri dan
merugikan para sahabat-sahabat yang dikumpulkan oleh
Yesus sendiri untuk menyiarkan ajaran-ajarannya. Oleh
karena Paulus tidak pernah bertemu dengan Yesus, maka
ia memberi dasar untuk perbuatannya dengan mengatakan
bahwa Yesus yang telah hidup kembali setelah di kubur,
nampak kepadanya di jalan ke Damascus. Kita dapat
bertanya-tanya bagaimana yang mestinya terjadi dalam
agama Kristen seandainya Paulus tidak muncul; tentu ada
bermacam-macam hypotesa. Akan tetapi, dalam hal yang
mengenai Injil-Injil, kita dapat mengatakan bahwa jika
suasana bentrokan antara dua kelompok yang disebabkan
oleh ajaran Paulus yang menyeleweng itu tiada ada,
tentunya kita tidak akan menemukan Injil-lnjil seperti
yang ada sekarang. Karena ditulis pada waktu
pertentangan antara dua kelompok, maka tulisan-tulisan
perjuangan (ecrits de Combat) seperti yang dinamakan
oleh R.P. Kannengiesser, telah muncul dari
tulisan-tulisan mengenai Yesus ketika agama Kristen
menurut ajaran Paulus telah menang dan sedang menyusun
kumpulan teks-teks resmi atau Canon, yaitu teks yang
menghukum segala teks lain yang tidak sesuai dengan
garis yang dipilih oleh Gereja serta menganggapnya
sebagai bertentangan dengan ortodoksi.
Setelah pengikut agama Yahudi Kristen tidak lagi
rnerupakan kelompok yang berpengaruh, mereka itu
biasanya dinamakan "Yudaisants" yakni orang-orang yang
condong kepada agama Yahudi. Kardinal Danielou menulis:
"Orang-orang Yudeo Kristen terputus dari Gereja Besar
yang membebaskan diri dari pengaruh Yahudi, dan mereka
itu musnah dengan cepat di Barat. Akan tetapi mereka
masih terdapat di Timur pada abad III dan IV, khususnya
di Palestina, Arabia, Yordania, Syria dan Mesopotamia
(Irak). Di antara mereka banyak yang memeluk agama
Islam, yang memang merekalah pewaris agama Kristen dari
suatu segi, lainnya mengikuti ortodoksi Gereja Besar
dengan mempertahankan kebudayaan Semit;" seperti yang
masih terdapat di Ethiopia dan Babylon.
--------------------------------------------------------------------------------
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
8 Buku-buku tersebut di atas kemudian diputuskan sebagai apokrif artinya buku yang harus disembunyikan oleh Gereja yang kemudian menang dengan pimpinan Paulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar