komentar-komentar yang ditulis oleh ahli tafsir Kristen
yang besar telah menolak pernyataan-pernyataan aliran
Ortodoks yang bersandar kepada keputusan-keputusan
Konsili Vatikan II bahwa Injil-Injil itu mempunyai
sejarah yang mutlak dan telah menyampaikan kepada kita
secara jujur segala yang diperbuat dan yang diajarkan
oleh Yesus.
Argumentasi yang diberikan dalam buku ini
bermacam-macam. Pertama, kutipan-kutipan Injil yang
menunjukkan kontradiksi menonjol. Orang tidak dapat
percaya akan adanya dua fakta yang bertentangan. Orang
juga tidak dapat menerima kekeliruan atau
pernyataan-pernyataan yang bertentangan dengan hal-hal
yang sudah ditetapkan oleh pengetahuan modern. Dua
silsilah keturunan Yesus yang disajikan oleh Injil dan
kontradiksi yang ada di dalamnya adalah contoh yang
menyolok.
Banyak orang Kristen yang tidak mengetahui kontradiksi,
kekeliruan atau ketidak sesuaian dengan Sains modern,
dan mereka terkejut sewaktu mereka mengetahuinya, oleh
karena selama ini mereka terpengaruh oleh
tafsiran-tafsiran yang memberikan penjelasan-penjelasan
halus untuk meyakinkan mereka dengan bantuan permainan
bahasa apologi. Telah dikemukakan beberapa contoh
tentang kepandaian ahli tafsir untuk menyembunyikan
hal-hal yang mereka namakan "kesukaran-kesukaran."
Sangat jarang paragraf-paragraf Injil yang dianggap
tidak autentik karena Gereja telah meresmikannya
sebagai "Kanon."
Karya kritik teks modern telah menunjukkan hal-hal yang
menurut R.P. Kannengiesser, merupakan "revolusi metode
penafsiran Injil" dan mendorong kita untuk tidak
memahami secara harafiah kejadian-kejadian tentang
Yesus yang tersebut dalam Injil," tulisan-tulisan pada
waktu tertentu atau "tulisan-tulisan perjuangan."
Pengetahuan modern yang telah menyoroti sejarah agama
Yahudi Kristen dan persaingan antara kelompok-kelompok,
menerangkan adanya fakta-fakta yang menggelisahkan para
pembaca zaman sekarang. Anggapan bahwa para penulis
Injil adalah saksi mata tidak dapat lagi dipertahankan,
walaupun masih banyak orang Kristen yang
mempercayainya. Karya sekolah Bibel di Yerusalem (R.P.
Benoit dan R.P. Boismard) menunjukkan dengan jelas
bahwa Injil-Injil telah ditulis, diperiksa kembali dan
dikoreksi beberapa kali. Dengan begitu maka pembaca
Injil telah diperingatkan bahwa mereka jangan mengharap
mendengarkan suara Yesus secara langsung.
Bahwa Injil-lnjil itu kitab yang bersejarah tak dapat
dibantah, akan tetapi dokumen-dokumen itu hanya
menunjukkan kepada kita, di sela-sela hikayat-hikayat
mengenai Yesus, mental para pengarangnya yang menjadi
juru bicara tentang tradisi kelompok-kelompok Kristen
Purba dan mereka menjadi anggautanya, serta perjuangan
antara agama Yahudi Kristen dan Paulus.
Karangan-karangan Kardinal Danielou merupakan autoritas
dalam hal ini.
Kita tak perlu heran karena adanya perubahan-perubahan
dalam beberapa kejadian dalam sejarah kehidupan Yesus,
yaitu perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk
mempertahankan pendapat pribadi. Kita tak perlu heran
terhadap dihilangkannya beberapa kejadian dan tidak
perlu heran terhadap gambaran beberapa kejadian yang
penuh dengan khayalan.
Kita terdorong untuk membandingkan Injil dengan
nyanyian kepahlawanan dalam sastra abad pertengahan.
Perbandingan dengan: Chanson de Roland: (nyanyian
Roland) suatu epik yang sangat terkenal, yaitu nyanyian
yang mencentakan kejadian yang nyata dicampur dengan
khayalan. Nyanyian Roland meriwayatkan kejadian
autentik; musuh telah berhasil menjebak pengawal Raja
Karl Agung, yang dipimpin oleh Roland, di lembah
Rencevaux. Hikayat Roland yang tidak begitu penting itu
telah terjadi pada tanggal 15 Agustus 778. Hikayat
tersebut dibesar-besarkan sehingga tergambar sebagai
perang yang besar dan sebagai perang suci. Hikayatnya
adalah khayalan, tetapi khayalan itu tidak dapat
menghilangkan realitas daripada perjuangan Raja Karl
Agung untuk menjaga tapal batas Kerajaan Perancis dari
bahaya infiltrasi bangsa-bangsa tetangga; di situlah
hal yang autentik yang tak dapat dihapus oleh bentuk
syair kepahlawanan.
Keadaan yang sama berlaku bagi Injil: khayalan Matius,
kontradiksi yang menonjol di antara Injil-Injil,
kekeliruan, ketidaksesuaian dengan hasil-hasil Sains
modern, perubahan-perubahan teks yang terus menerus,
menyebabkan Injil-Injil itu memuat fasal-fasal dan
paragraf-paragraf yang hanya sesuai dengan imajinasi
manusia. Tetapi cacad-cacad ini tidak dapat menjadikan
kita ragu-ragu terhadap adanya missi Yesus;
keragu-raguan hanya mengenai jalannya missi tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar