Sabtu, 05 Oktober 2013

Sumber-sumber Injil

Kesan  umum  tentang  Injil  yang  kita  dapatkan  dari
penyelidikan   kritis   terhadap   teks   adalah  bahwa
Injil-lnjil "merupakan literatur yang  kurang  sempurna
penyusunannya,"  "yang  tidak  menunjukkan kontinuitas"
dan "yang menunjukkan kontradiksi-kontradiksi yang  tak
dapat  diatasi."  Penilaian  tersebut  kita pinjam dari
Terjemahan Ekumenik terhadap  Bibel,  suatu  buku  yang
penting  sekali  untuk  kita  jadikan  referensi,  oleh
karena penilaian soal ini mempunyai akibat yang  gawat.
Kita  telah  membaca  dalam bagian lain catatan-catatan
mengenai  sejarah  kontemporer  tentang  agama,   bahwa
kelahiran   Injil-Injil   dapat  menerangkan  ciri-ciri
literatur yang  membingungkan  ini  bagi  pembaca  yang
menggunakan pikirannya.
 
Akan  tetapi  kita  perlu  menyelidiki  lebih  jauh dan
mencari    yang    dapat    kita    peroleh    daripada
karangan-karangan  yang  diterbitkan pada zaman modern
ini mengenai  sumber-sumber  yang  memberi  bahan-bahan
kepada  pengarang  Injil  untuk  menyusun  teks mereka;
adalah menarik juga untuk  menyelidiki  apakah  sejarah
teks-teks  Injil  setelah  dibukukan  dapat menerangkan
aspek-aspek Injil yang sekarang kita baca.
 
Persoalan sumber ini telah dibicarakan secara sederhana
sekali   pada   zaman   Pendeta-pendeta  Gereja  (zaman
Pertengahan). Pada  abad-abad  pertama  Masehi,  sumber
Injil   adalah   Injil   yang   pertama  tersusun  dari
manuskrip-manuskrip komplit, yakni Injil  Matius.  Soal
sumber  hanya  mengenai  Injil  Lukas dan Markus. Injil
Lukas merupakan kasus yang berdiri  sendiri.  Agustinus
menganggap  bahwa  Markus, yaitu nomor dua dalam urutan
Injil tradisional, mendapat inspirasi dari Injil Matius
yang  ia  ringkaskan,  dan  bahwa  Lukas yang merupakan
pengarang   Injil   ketiga   dalam   manuskrip    telah
mempergunakan  Injil  Markus  dan  Matius.  Pendahuluan
Injil Lukas memberi kesan semacam itu.
 
Para ahli  tafsir  Injil  pada  waktu  itu  dapat  juga
memberikan  gambaran  tentang  persamaan  (convergensi)
teks-teks dan menemukan ayat-ayat yang sama  dalam  dua
atau  tiga  Injil Sinoptik. Para ahli tafsir Terjemahan
Ekumenik daripada Bibel memberikan angka-angka  sebagai
berikut:
 
Ayat-ayat sama dalam tiga Injil Sinoptik adalah 330
Ayat-ayat sama dalam Injil Markus dan Matius adalah 178
Ayat-ayat sama dalam Injil Markus dan Lukas adalah 100
Ayat-ayat sama dalam Injil Matius dan Lukas adalah 230
 
dan ayat-ayat  yang  khusus  bagi  tiap-tiap  pengarang
Injil  adalah:  330  ayat untuk Matius, 53 untuk Markus
dan 500 untuk Lukas.
 
Dari zaman para  pendeta-pendeta  Gereja  sampai  akhir
abad  ke  XVIII,  1500  tahun  telah  lewat dan tak ada
masalah baru mengenai  sumber-sumber  pengarang  Injil;
orang  hanya mengikuti tradisi. Hanya pada zaman modern
inilah  orang  mengerti  bahwa  tiap  pengarang  Injil,
walaupun  mengambil  informasi  yang ada pada pengarang
lain, ia menyusun suatu riwayat menurut  seleranya  dan
pandangan  pribadinya.  Oleh  karena,  itu  orang mulai
memperhatikan kumpulan  bahan-bahan  hikayat,  di  satu
pihak  dalam  tradisi lisan kelompok-kelompok asli, dan
di lain pihak dalam sumber umum  dalam  bahasa  Aramaik
yang  mestinya  ada,  akan tetapi sampai sekarang belum
ditemukan  orang.  Sumber  yang  tertulis  ini  mungkin
merupakan hanya satu kumpulan yang utuh, atau merupakan
bagian-bagian yang bermacam-macam  yang  dapat  dipakai
oleh tiap-tiap pengarang Injil untuk menulis Injilnya.
 
Penyelidikan-penyelidikan  yang  mendalam semenjak satu
abad telah mengungkapkan  teori-teori  yang  berkembang
dan  menjadi  rumit.  Teori  pertama  adalah  teori dua
sumber daripada Holtzmann (tahun 1863).  Menurut  teori
ini   sebagai  yang  dijelaskan  oleh  O.  Culmann  dan
Terjemahan Ekumenik, Matius dan Lukas  memakai  pertama
bahan  Markus,  dan  kedua  suatu dokumen yang sekarang
hilang.  Selain  itu  Matius  dan  Lukas  masing-masing
memakai   satu   sumber  sendiri.  Hal  tersebut  dapat
digambarkan sebagai berikut:
Sumber khusus
                    untuk Matius
                         |
                         |
                 |--> Matius <-- --="" bersama="" dokumen="" markus=""> Lukas  <-- khusus="" lukas="" pre="" sumber="" untuk="">
O. Culmann mengkritik teori tersebut sebagai berikut:
 
 1. Karangan Markus yang dipakai oleh Lukas dan Matius
    belum tentu Injil Markus, akan tetapi suatu karangan
    lain yang ditulis sebelumnya.
 
 2. Dalam teori tersebut tradisi lisan kurang
    diperhatikan, pada hal tradisi lisan inilah yang
    memelihara kata-kata Yesus dan hikayat-hikayat
    kegiatannya selama 30 atau 40 tahun. Sesungguhnya
    tiap-tiap pengarang Injil itu hanya juru bicara
    masyarakat Kristen yang menentukan tradisi lisan.
 
Dengan begitu maka kita  sampai  kepada  suatu  pikiran
bahwa  Injil-Injil  yang kita miliki telah memberi kita
suatu gambaran tentang  kehidupan  dan  kegiatan  Yesus
yang diketahui oleh Masyarakat Kristen Primitif (asli),
begitu juga tentang akidah-akidah mereka, konsep-konsep
teologi  mereka  yang  ditulis oleh juru bicara mereka,
yakni para pengarang Injil.
 
Penyelidikan-penyelidikan  yang  lebih  modern  tentang
kritik  teks  terhadap  sumber-sumber Injil menunjukkan
bahwa  tersusunnya  teks-teks  tersebut  telah  melalui
proses  yang  lebih  kompleks.  La  Synopse  des quatre
Evangiles (ringkasan Injil empat) karangan R.P.  Benoit
dan  R.P.  Boismard,  guru-guru  besar sekolah Bibel di
Yerusalem  (tahun  1972-1973)  menekankan  perkembangan
teks  dalam  tahap-tahap  yang sama dengan perkembangan
tradisi. Hal tersebut  menimbulkan  akibat-akibat  yang
disebutkan  oleh  R.P. Benoit dalam membicarakan bagian
yang ditulis oleh R.P. Boismard:
 
"Bentuk-bentuk  kata-kata  atau  hikayat  yang  terjadi
setelah   perkembangan   yang   lama   tidak  mempunyai
autentitas (kebenaran) yang  terdapat  dalam  kata-kata
asli.  Barangkali  banyak  para pembaca yang heran atau
kesal jika mereka  mengetahui  bahwa  kata-kata  Yesus,
atau  kiasannya  atau ramalannya tentang nasibnya tidak
pernah diucapkan seperti yang kita  baca,  akan  tetapi
sudah  di  retouche  (diperbaiki) atau disesuaikan oleh
orang-orang  yang  meriwayatkannya.  Bagi  mereka  yang
tidak  biasa  dengan  penyelidikan sejarah semacam ini,
hal   ini   mungkin   menyebabkan   keheranan    bahkan
kehebohan."
 
Perbaikan  teks  dan  penyesuaian  yang  dilakukan oleh
mereka yang  meriwayatkan  teks  tersebut  kepada  kita
dilakukan   menurut   cara   yang  oleh  R.P.  Boismard
digambarkan  secara  terperinci  karena  persoalan  itu
merupakan  sambungan  daripada teori dua sumber. Gambar
atau skema itu dibuat setelah  mengadakan  penyelidikan
dan  perbandingan  teks  yang tak dapat diringkaskan di
sini. Para pembaca yang ingin mengetahui dapat  membaca
bukunya, diterbitkan di Paris, cetakan Cerf.
 
Ada   empat   macam   dokumen   pokok   yang  merupakan
sumber-sumber Injil. Dokumen tersebut dinamakan  A,  B,
C, dan Q.
 
Dokumen  A  berasal dari lingkungan Yahudi Kristen yang
memberikan inspirasi kepada Matius dan Markus.
 
Dokumen B adalah reinterpretasi dokumen A yang  dipakai
dalam Gereja Pagan Kristen (Kafir-Kristen). Dokumen ini
telah memberi inspirasi  kepada  semua  penulis  Injil,
kecuali Matius.
 
Dokumen  C telah memberi inspirasi kepada Markus, Lukas
dan Yahya.
 
Dokumen  Q  merupakan  bagian  besar  daripada   sumber
bersama  yang dipakai oleh Matius dan Lukas. Ini adalah
dokumen  bersama  yang  disebutkan  dalam  "teori   dua
sumber" yang tersebut di atas.
 
Di antara 4 macam dokumen tersebut tak ada yang menjadi
teks  definitif  yang  sekarang  kita  miliki,   antara
dokumen-dokumen   tersebut  dan  redaksi  terakhir  ada
redaksi-redaksi antara, yaitu  yang  oleh  pengarangnya
teori  tersebut  dinamakan:  Matius intermedier, Markus
intermedier,   Proto    Lukas    dan    Proto    Yahya.
Dokumen-dokumen   antara   (intermedier)   itulah  yang
akhirnya  menjadi  Injil  empat,  baik  dengan  memberi
inspirasi  kepada masing-masing Injil atau kepada lebih
dan satu Injil-Injil. Di bawah ini adalah  gambar  yang
menunjukkan silang-silang kompleks. '
 
Hasil  daripada  penyelidikan seperti ini adalah sangat
penting, karena dapat menunjukkan bahwa teks-teks Injil
yang  mempunyai  sejarah  (hal  ini akan kita bicarakan
kemudian) juga mempunyai pra-sejarah,  menurut  istilah
Boismard,   artinya   bahwa  teks-teks  tersebut  telah
mengalami  perubahan-perubahan   selama   dalam   tahap
intermedier,  sebelum  mempunyai bentuk yang definitif.
Dengan  begitu,  sekarang  menjadi   terang   soal-soal
seperti:  riwayat  ajaib  tentang Yesus menangkap ikan.
Riwayat tersebut dilukiskan oleh Lukas sebagai kejadian
yang  terjadi  waktu  Yesus  masih hidup dan dilukiskan
oleh  Yahya  sebagai  hikayat  Yesus  menampakkan  diri
sesudah dibangkitkan sesudah mati
R.P. BOISMARD
                 Ringkasan empat Injil
                      SKEMA UMUM
 
       Dokumen Q ->|
                   |-> Matius inter
       Dokumen A ->|
 
       Dokumen A ->|
                   |
       Dokumen B ->|-> Markus inter
                   |
       Dokumen C ->|
 
 
       Dokumen B ->|
                   |
       Dokumen C ->|
                   |-> Proto Lukas ->|
       Dokumen Q ->|                 |-> Lukas final
                   |  Markus inter ->|
    Matius inter ->|
 
 
    Proto Lukas  ->|
                   |
    Markus inter ->|-> Markus final
                   |
    Matius inter ->|
 
 
    Matius inter ->|
                   |-> Matius final ->|
    Markus inter ->|                  |
                                      |
                                      |-> Yahya final
       Dokumen B ->|                  |
                   |                  |
       Dokumen C ->|----> Yahya ----->|
                   |
     Proto Lukas ->|

Keterangan:
a, b, c, q = dokumen-dokumen dasar;
Mat. inter. = Matius intermedier
Mark. inter. = Markus intermedier
Proto Lukas = Lukas intermedier
Yahya = Yahya intermedier
Mat. final = redaksi final Matius
Mark. final = redaksi final Markus
Lukas final = redaksi final Lukas
Yahya final = redaksi final Yahya
 
Konklusi dari semua ini  adalah  bahwa  dengan  membaca
Injil,  kita tidak yakin sama sekali bahwa kita membaca
katakata  Yesus.  R.P.  Benoit  memperingatkan  pembaca
Injil   tentang   hal   ini,   tetapi   memberi   ganti
(kompensasi) sebagai  berikut:  Jika  pembaca  terpaksa
tidak dapat mendengarkan suara langsung daripada Yesus,
ia mendengar suara Gereja; pembaca Injil percaya kepada
juru  bahasa  yang  disahkan  oleh  Yesus, yang setelah
pernah bicara di  dunia  ini  sekarang  berbicara  dari
langit.
 
Bagaimana kita dapat menyesuaikan pengakuan resmi bahwa
beberapa   teks   Injil    tidak    autentik,    dengan
kalimat-kalimat  Konsili Vatikan II tentang wahyu Ilahi
yang  meyakinkan   kepada   kita   tentang   terjadinya
transmisi  (periwayatan)  yang jujur daripada kata-kata
Yesus: "Injil  empat  yang  diakui  oleh  Gereja  tanpa
ragu-ragu tentang sejarahnya, telah menyampaikan secara
jujur apa-apa yang diperbuat dan diajarkan oleh  Yesus,
putra  Tuhan  bagi  keselamatan  abadi, yaitu selama ia
hidup diantara manusia sampai ia diangkat ke langit."
 
Nampaklah dengan jelas sekali bahwa hasil  penyelidikan
Sekolah   Bibel  di  Yerusalem  telah  membantah  keras
deklarasi Konsili Vatikan II. 
 --------------------------------------------------------------------------------
BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille
 
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar