Baruch Spinoza (1632-1677): filosof dan
teolog Yahudi rasionalis. Filosof terpenting dalam peradaban barat modern. Tokoh
kritik kitab suci. Filosof dan teolog Yahudi terbesar yang pernah melakukan
analisa kritis terhadap teks-teks kitab-kitab Perjanjian Lama. Hidup di Belanda.
Lahir dari ibu-bapa Yahudi Spanyol-Portugis (Andalusia). Setelah menetap di
Amsterdam, mereka berdua masuk dalam jajaran pimpinan umat Yahudi dan pedagang
besar di sana. Kegiatan pokoknya adalah mengimpor barang.
Pada abad ketujuh belas (abad
Spinoza), Yudaisme Robi (atau Talmud) (Rabinical [Talmudic]
Judaism)1 mulai
diterpa Krisis yang mampu
merobohkan sendi-sendinya. Akibatnya, Yudaisme aliran ini pun hanya dianut oleh
sebagian kecil umat Yahudi di seluruh dunia. Sedang sisanya menganut berbagai
macam aliran lain (seperti Yudaisme rekonstruksionisme) yang tidak ada
hubungannya sama sekali dengan Vudaisme Rabbinikal. Pada masa ini,
kondisi para robi memang sangat memprihatinkan. Mereka selalu sibuk mengeluarkan
bidah-bidah pribadi dari teksteks kitab suci lalu meligitimasinya dengan
kedaulatan tuhan, menafsirkan kitab suci menurut hawa nafsu, memonopoli
penafsiran kitab suci, memaksa orang lain untuk menerima pendapat pribadi
mereka dan bergelimang dalam khurafat dan takhayul.
Adapun ciri terpenting dari krisis itu
adalah dianutnya aliran Kabbalah, terutama Kabbalah Lurian (Lurianic
Kabbalah)2 oleh mayoritas umat Yahudi Eropa
yang sebenarnya sudah mulai sejak pertengahan abad ke-16. Spinoza menganggap
tutisan Kabbalah ini sebagai bualan-bualan yang membuat rasa herannya
tidak habishabis. Meski begitu, menurut Abdul Wahhab al-Masiry, aliran yang
merupakan suatu bentuk panteisrne emanasi monoisme3 ini sangat mempengaruhi Spinoza dan anggota komunitas-komunitas
Yahudi lain, terutama dalam pandangan mereka terhadap alam.
Masa-masa pendidikan Spinoza, dilalui
dengan caracara tradisional. Mempelajari Talmud. Tetapi tafsirantafsiran
kabbalah ternyata sudah jauh menyusup ke dalam Yeshiva (Sekolah
Talmud Tinggi). Akibatnya, tafsirantafsiran Talmud pun banyak diwarnai oleh
pikiran-pikiran kabbalah lurian ini. Membaca tulisan-tulisan Musa bin
Maimun (Moses Maimonide), Ibnu Ezra (Aben Ezra), Hisdai bin Shaprut, Musa bin
Hanuh, Ibnu Naghrilah (Samuel Hanajid), filsafat sufi Ibnu Jabirul; dan
karyakarya pemikir Yahudi Andalusia lain.
Dari tulisan-tulisan Musa bin Maimun,
Spinoza berkenalan dengan pikiran-pikiran Ibnu Rusyd. Sedang dari
tulisan-tulisan Ibnu Ezra (Aben Ezra) yang sering dia nukil dalam buku yang ada
di hadapan kita ini, diduga mengenal pikiran-pikiran Ibnu Hazm al-Andalusi. Ibnu
Hazm adalah ulama Muslim klasik yang pernah membahas Alkitab dengan metode -yang
menurut saya- paling ilmiah. Ibnu Ezra dan Ibnu Hazm adalah warga kota yang
sama, yaitu Granada. Ibnu Ezra hidup seratus tahun setelah Ibnu Hazm wafat.
Karena Ibnu Hazm cukup terkenal, sedang Ibnu Ezra juga seorang imam Yahudi,
menurut saya sangat kecil kemungkinan, jika tidak mengenal debat-debat Ibnu Hazm
dengan imam-imam Yahudi pada masanya dan tulisantulisan utamanya, yaitu:
Al-Fishal dan Ar-Raddu `ala Ibni Naghrilah (Bantahan Terhadap Ibnu
Naghrilah4 Lalu, karena Spinoza seperti kita
sebutkan tadi pernah membaca tulisan-tulisan Ibnu Ezra, di samping itu dia juga
termasuk keluarga Andalusia imigran, besar kemungkinan dia juga mengenal
pikiran-pikiran kritis Ibnu Hazm dari Ibnu Ezra ini. Hal ini saya sampaikan,
melihat adanya kemiripan antara analisa kritis Spinoza terhadap kitab suci
dengan analisa kritis Ibnu Hazm.
Kembali ke pokok pembicaraan semula,
selain mempelajari Talmud, tulisan-tulisan Musa bin Maimun, Ibnu Ezra dan
pemikir-pemikir Yahudi Andalusia lain, Spinoza juga mempelajari bahasa Latin.
Tetapi sebelum itu dia sudah mengusai bahasa Spanyol, Portugal, Ibrani, Perancis
dan Italia. Suatu hal yang membukakan cakrawala yang cukup luas bagi dirinya.
Pada gilirannya dia pun bisa mempelajari pikiran renaissance Eropa,
membaca karya-karya Rene Descartes (Rene Dekart) dan Thomas Hobbes -dua orang
yang meninggalkan pengaruh yang cukup jauh ke dalam dirinya- juga menguasai
pikiran Gordano Bruno yang memiliki warna emanasi panteisme yang cukup
jelas.
Tampaknya, sejak semula Spinoza sudah
menyiapkan diri untuk menjadi robi (hakham). Tetapi di kemudian hari,
jalan hidupnya ini ternyata berbalik. Dia malah diusir dari Jemaat Yahudi
Amsterdam setelah dituduh ateis karena pikiran-pikirannya tentang kitab suci dan
akidah-akidah Yahudi. Sebelum diusir, dia masih sempat disuap oleh para robi
agar menyembunyikan pikiran-pikirannya itu. Tetapi menolak dan bersikeras untuk
menyiarkannya. Akhirnya keputusan itu pun dia terima dengan senang hati meskipun
tidak memeluk agama baru. Dia cukup meninggalkan Amsterdam dan hidup jauh dari
perkampungan Yahudi. Namanya dia ganti dengan Benedictus, yaitu padanan Yunani
dari kata Ibrani "Baruch" yang berarti "Yanq diberkati" (dalam
bahasa Arab "Mubarak"). Mulai saat itu dia hidup dari membuat lensa
mata.
Dalam hidupnya, Spinoza hanya
menerbitkan dua buku. Yang satu dengan membubuhkan namanya, yaitu buku
Dasar-dasar Filsafat Descartes dan yang satu lagi tidak, yaitu buku
Tractatus Theolgico-Politicus (Tesis Tentang Teologi Dan Politik), buku
yang sebagiannya kita terjemahkan ini. Sedang buku-bukunya yang lain, seperti
Etika, Studi Politik, Perbaikan Akal, beberapa buah tesis dan Gramatika Ibrani
diterbitkan setelah dia wafat.
Filsafat Spinoza bersifat komprehensif.
Mencakup pembahasan tentang agama dan dunia, etika dan perasaan, manusia dan
alam serta individu dan masyarakat. Secara garis besar, struktur pikiran itu
berputar pada tiga unsur, yaitu: tuhan, alam dan manusia kemudian hubungan
antarketiganya. Dalam hal ini, Spinoza menganut paham panteisme, yaitu kesatuan
tuhan, alam dan manusia.
Catatan
:
Ada tiga catatan
kaki: yang satu dari Spinoza, yang kedua dari Hassan Hanafi dan yang ketiga dari
penerjemah bahasa Indonesia. Yang
pertama kami beri tanda: Sp, yang kedua kami beri
tanda: H.H., sedang yang terakhir tidak kami beri tanda. Untuk ayat-ayat
Alkitab, meskipun ada juga dalam terjemahan Arab tidak kami beri tanda:
H. H.
1). Yudaisme
resmi.
2). Dalam hahasa Ibrani kata Kabbalah
berarti tradisi. Sejak abad XII Masehi, kata ini menunjukkan kepada aliran
sufi Yahudi yang timbul karena reaksi dari aliran rasionalis yang
dipelopori oleh Musa bin Maimun.
Kabbalah
menafsirkan Taurat secara sirnbolik. Menurut mereka. di
samping makna literal, teks kitab suci mempunyai makna batin yang hanya
diketahui oleh para salikin (peniti jalan batin). Selanjutnya, metode
penafsiran mereka ini berlandaskan pada dasar-dasar berikut:
-
Penggantian: penggantian suatu huruf abjad dengan huruf abjad lain berdasarkan kaedah tertentu.
-
Penjumlahan nilai nominal suatu huruf atau kata. Dari jumlah ini disimpulkan suatu makna. Misalnya dua kata pertama dalam kitab Kejadian mempunyai nilai nominal 1116 yang kita dapatkan dalam kalimat berikut: diciptakan pada awal tahun. Yakni penciptaan alam semesta telah selesai pada awal tahun Yahudi.
-
Indikasi inisial. Yakni setiap huruf dari kata dianggap awal huruf dari kata lain. Misalnya struktur kata Adam mengandung huruf alif (berarti Adam), dal (berarti Daud) dan mim (berarti Masih). Jadi kata Adam mengandung maksud: Masih putra Adam dan Daud.
Selanjutnya. di
samping takwilan kebatian yang kita temukan juga dalarn kalangan Syiah, terutama
sekte Ismaliah ini, kelompok ini juga mempercayai adanya inkarnasi, nujum, sihir
dan membaca rajah tangan.
Sedang
Kabbalah Lurian adalah salah satu dari dua alirannya. Lurian diambil dari
pendirinya Ishak Luria (Isaac l'aveugle) dari kota Nimes di Perancis Selatan.
Sedang alirannya yang lain adalah adalah Kabbalah Zolrar-.
3). Wihdat
al-wuj
4). Ibnu Naghrilah adalah menteri Yahudi pada salah satu
pemerintahan Islam di Andalusia. Pernah mengarang buku yang berisi cacian
terang-terangan terhadap Islam dan kitab sucinya. Buku inilah dibalas oleh lbnu
Hazm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar